posted by aryo tejo w on April 27, 2018

Sebuah aplikasi khususnya yang terkait dengan sistem informasi, mempunyai beberapa tahapan dalam membangunnya. Seorang developer aplikasi ketika diminta klien untuk sebuah aplikasi, pertanyaan yang sering diajukan adalah 'program tentang apa'. Maksud pertanyaan tadi adalah untuk mencari tahu sistem yang akan dibuatnya.

Sistem apa pun itu, apabila aplikasi program atau software dalam ranah desktop, bisa didekati dengan acuan transaksi retail. Dalam transaksi retail atau perdagangan umum, secara inti yang menjadi fokus utama adalah transaksi penjualannya. Mengapa yang dijadikan acuan sistem retail?

 

Retail mempunyai sistem yang hampir semua orang bisa memahami. Dalam retail pelaku usaha menjual barang dan mengharap keuntungan. Dalam transaksi penjualan, konsumen bisa belanja banyak item barang dalam satu kali transaksi. Sampai tahap ini, developer sudah bisa membuat konsep struktur tabel database, yaitu ada tabel master detail. Yaitu ada tabel Jual sebagai master dan tabel detailjual sebagai detail. Kedua tabel harus mempunyai hubungan atau relasi agar bisa ditampilkan ulang dalam bentuk suatu nota.

Untuk konsep retail ini hubungan tabel jual dan detailjual adalah kolom no nota. Mengapa? Dalam suatu struk nota, no nota adalah pembeda dari 1 nota ke nota lainnya. Hal ini dimaksudkan agar jika ada komplain konsumen,suatu saat maka bisa ditampilkan lagi.

Coba bayangkan, apabila ada transaksi yang no notanya sama,padahal dari transaksi yang konsumennya ibu A dan satunya ibu B, pasti ada kebingungan untuk cek data yang benar. Sehingga kolom no nota dalam transaksi penjualan harus selalu unik, beda transaksi juga harus beda pula no notanya. Itulah kenapa no nota adalah 'koentji' alias kunci dan dijadikan kolom penghubung.

Leave a Comment

Fields with * are required.

Please enter the letters as they are shown in the image above.
Letters are not case-sensitive.